Senin, 03 Januari 2011

KALEIDOSKOP SASTRA KALSEL 2010 : SASTRAWAN KALSEL YANG MENINGGAL DUNIA TAHUN 2010:

Oleh Tajuddin Noor Ganie, M. Pd
Pengelola dan Pemilik Pusat Pengkajian Masalah Sastra
(Puskajimastra Kalsel) di Banjarmasin

JUM’AT, 27 AGUSTUS 2010
Drs. Jarkasi M.Pd, sastrawan Kalsel generasi penerus zaman orde baru 1980-1989, pukul 21.30 Wita meninggal dunia di Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, pada usia 50 tahun. Jarkasi lahir di Kertak Hanyar, 30 Mei 1960. Sarjana S.1 dan S.2 PBS FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Bekerja sebagai PNS, dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1980-an. Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya Publikasi puisinya antara lain di SKH Banjarmasin Post, SKH Dinamika Berita Banjarmasin, SKH Radar Banjarmasin, Tabloid Wanyi Banjarmasin, dan Tabloid Jendela Serawak, Malaysia.
Antologi cerpennya Suara Suara Burung. Buku-bukunya antara lain Struktur Lamut (1996), Karakter Tokoh Idaman Cerpen Banjar Modern (1999), Kajian Prosa Fiksi dan Drama (1999), Retorika Pantun dalam Sistem Kritik Masyarakat Banjar (2001), dan Mamanda, Dari Tradisional ke Kesenian Populer (2004).
Hasil pemikirannya tentang sastra Banjar ikut dimuat dalam buku berjudul Sastra Banjar Kontekstual (2006).

MINGGU, 3 OKTOBER 2010
H. Rizhanuddin Rangga, S.Pd, sastrawan Kalsel generasi penerus zaman orde baru 1970-1979, meninggal dunia di Marabahan pada usia 53 tahun. Lahir di Barito Utara, Kalteng, 10 November 1957. Sarjana S.1 PBSID STKIP PGRI Banjarmasin (1994). Bekerja sebagai PNS, Guru SD (1978-2001), Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Barito Kuala di Marabahan (2001-2004), dan Dinas Sosial Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala di Marabahan (sejak 2004).
Mulai menulis puisi dan naskah drama sejak tahun 1970-an. Publikasi karya sastranya antara lain di SKH Banjarmasin Post. Antologi puisi pribadinya lain Nyanyian Rindu Bagi Tanah Kelahiranku (Banjarmasin, 1982).
Puisi-puisinya ikut dimuat dalam antologi puisi bersama Ampalas (Marabahan, 1974), Penjuru Angin (Marabahan, 1978), Riak Riak Barito (Marabahan, 1979), Kuala (Marabahan, 1984), Menatap Cermin (Marabahan, 1988), Tembang Sungai Lirik (Marabahan, 1993), Rimbun Tulang (Marabahan, 1994), Bahalap (Marabahan, 1995), Pelabuhan (Marabahan, 1996), Seribu Sungai Paris Barantai (Kotabaru, 2006), dan Cinta Rakyat (Marabahan, 2007).
Naskah drama yang sudah ditulisnya antara lain Yang Terlupakan (1978), Garis Garis Pelangi (1980), Raden Pengantin (1981), Ketika Padi Dituai (Sendratari, 1981), Pelangi di Rembang Petang (1984), Ada Fajar di Bola Matanya (1987), dan Mencari Fajar (1987).
Tahun 2000, menerima hadiah seni bidang sastra dari Gubernur Kalsel.

MINGGU, 28 NOVEMBER 2010,
H. Ahmad Safwani Ibahy (ASI) bin Ismail Bakri, sastrawan Kalsel generasi penerus zaman orde lama 1960-1969, meninggal dunia di RS Pelni Jakarta dalam usia 69 tahun dan dimakamkan di Banjarmasin, Senin, 29 November 2010 (SKH Banjarmasin Post, Selasa, 30 November 2010).
Lahir di Muara Teweh, Barito Utara, Kalteng, 28 November 1941. Bekerja sebagai wartawan. Tahun 1979-1987 menjadi Kepala Cabang Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Cabang Banjarmasin.
Mulai menulis puisi sejak tahun 1960-an. Publikasi puisinya antara lain di Majalah Sastra Jakarta (Jiwa Kami, Edisi 4,5,6 April, Mei, Juni 1962), Majalah Budaya Yogyakarta, dan SKH Banjarmasin Post (1971-1989).
Antologi puisi bersama yang ikut memuat puisi-puisinya antara lain Perkenalan di Dalam Sajak (Banjarmasin, 1963), dan Dengarlah Bicara Kami (Banjarmasin, 1984).

2 komentar:

  1. Terima kasih atas ucapan turut berduka citanya.Semoga para almarhum mendapat tempat yang dirakhmati Allah di alam barzah sana. Amin.

    BalasHapus