Rabu, 23 Maret 2011

KALUNG BERTUAH MAGIS DALAM SISTEM KEPERCAYAAN TRADISIONAL NENEK MOYANG ETNIS BANJAR DI KALSEL

Kalung dalam bahasa bahasa Banjar di Kalsel disebut aguk. Pada zaman sekarang ini kalung berfungsi sebagai hiasan leher yang lajim dikenakan oleh kaum wanita.
Tidak hanya berfungsi sebagai hiasan tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk memamerkan kekayaan. Di Kalsel, wanita Banjar yang kaya raya tidak segan-segan mengenakan beberapa untai kalung yang dibuat dari emas murni dengan berat keseluruhan antara 100-500 gram.
Kebiasaan ini sudah barang tentu mengundang bahaya. Beberapa orang di antara mereka ada yang tewas sebagai korban penjambretan di jalan raya dan beberapa orang lainnya lagi tewas secara mengenaskan sebagai korban perampokan ketika sedang berada sendrian di rumahnya.
Sungguh pun demikian, aksi pamer kekayaan sebagaimana layaknya toko emas berjalan ini hingga sekarang masih dilakoni oleh banyak wanita Banjar di Kalsel.
Tradisi mengenakan kalung di leher bukanlah tradisi baru di kalangan etnis Banjar di Kalsel. Pada zaman dahulu kala, kalung tidak hanya berfungsi sebagai hiasan leher, tetapi juga difungsikan sebagai sarana pengobatan alternatif atas suatu jenis penyakit yang diderita oleh pemakainya.
Hasil penelusuran yang penulis lakukan menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada 5 jenis kalung yang dikenakan di leher sebagai sarana pengobatan alternatif atas suatu jenis penyakit, yakni aguk bigi sawan, aguk kawari, aguk picis, aguk samban, dan aguk sisik tanggiling.

AGUK BIGI SAWAN
Bahasa Banjar artinya kalung yang dibuat dari rangkaian biji sawan. Sawan adalah nama sejenis tanaman hutan. Dibuat dengan cara-cara tertentu, yakni dibuat sambil membacakan mantra-mantra penawar penyakit sawan. Aguk biji sawan termasuk jenis barang buatan manusia (barang hasil kerajinan tangan).
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, aguk bigi sawan difungsikan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit sawan yang diderita oleh seorang anak balita. Penyakit sawan adalah penyakit kulit, seperti biduran, gatal-gatal, bisulan, dan kulit bengkak-bengkak.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikan aguk biji sawan sebagai kalung di leher anak balita yang didiagnosa sedang mengidap penyakit sawan.

AGUK KAWARI
Bahasa Banjar artinya kalung kawari. Istilah kawari merujuk kepada tiruan alat vital laki-laki.. Terbuat dari kayu, perak, atau emas (tergantung kemampuan), dan dijadikan sebagai buah kalung.. Termasuk jenis barang buatan manusia (barang kerajinan tangan).
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, aguk kawari difungsikan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit beser (sering kencing) yang diderita oleh seorang anak balita berjenis kelamin laki-laki.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikan aguk kawari sebagai kalung di leher anak balita berjenis kelamin laki-laki yang didiagnosa sedang mengidap penyakit beser.

AGUK PICIS
Bahasa Banjar artinya kalung picis. Picis artinya uang logam kuno buatan Cina berbentuk pipih dan berlubang di bagian tengahnya. Terbuat dari tembaga. Termasuk jenis barang buatan pabrik. Dijadikan sebagai buah kalung yang dikalungkan di leher seorang anak balita.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, aguk picis difungsikan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit ileran (mulut mengeluarkan air liur) yang diderita oleh seorang anak balita.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikan aguk picis sebagai kalung di leher anak balita berjenis kelamin laki-laki yang didiagnosa sedang mengidap penyakit ileran.

AGUK SAMBAN
Bahasa Banjar artinya kalung samban. Istilah samban merujuk kepada tiruan alat vital wanita. Dibuat dari tembaga, perak, atau emas (tergantung kemampuan), dan dijadikan sebagai buah kalung. Termasuk jenis barang buatan manusia (barang kerajinan tangan).
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, aguk samban difungsikan sebagai sarana untuk menyembuhkan penyakit beser (sering kencing) yang diderita oleh seorang anak balita berjenis kelamin laki-laki.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikan aguk samban sebagai kalung di leher anak balita berjenis kelamin wanita yang didiagnosa sedang mengidap penyakit beser.

AGUK SISIK TANGGILING
Bahasa Banjar artinya kalung sisik trenggiling. Aguk sisik tanggiling merujuk kepada buah kalung yang dibuat dari beberapa keping sisik tanggiling. Tanggiling sejenis binatang liar pemakan semut yang hidup di balik semak-semak bambu.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, aguk sisik tanggiling difungsikan sebagai sarana untuk melindungi anak balita dari gangguan makhluk gaib berwatak jahat (dangsanak gaib, hantu baranak, hantu karungkup, hantu kuyang, hantu pulasit, hantu sangkala).
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikan aguk sisik tanggiling sebagai kalung di leher anak balita sebagai penangkal gangguan makhluk gaib yang berwatak jahat.

Tajuddin Noor Ganie, M.Pd (51 tahun). Sastrawan dan dosen ilmu-ilmu sastra. Seorang peminat yang berusaha mengakrabi dan menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan tradisional etnis Banjar di Kalsel.

Jika berminat siapa saja boleh mengutip tulisan ini dengan saya meminta izin melalui pos komentar. Terima kasih

1 komentar:

  1. Tulisan ini merupakan petikan tematis dari buku saya berjudul Kamus Istilah Benda-benda Bertuah Magis di Kalangan Etnis Banjar di Kalsel.

    BalasHapus